ArisanKu berikutnya (ke-9) di Pamulang atau Taman Padjajaran Bogor . . . . . . . . Arisan SedulurKu berikutnya (ke-8) di Cijantung Rumah Om Budi . . . . . . . . . . . "Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? 'Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan,' sabda Rasulullah SAW, 'adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR Ibnu Majah).

Senin, 26 Januari 2009

Menularkan Kebaikan

Dalam setiap kelompok manusia atau masyarakat sangat perlu ada orang-orang yang melakukan fungsi dakwah. Masyarakat yang baik, bermoral dan beradab tak akan terbentuk apabila tak ada seorangpun yang tergerak untuk mengajarkan dan mengajak kepada kebaikan serta mengingatkan masyarakat agar menghindari perbuatan-perbuatan yang munkar.

Karena itu, sudah sepantasnya kita bersyukur bahwa Allah Swt telah mengutus Nabi Muhammad Saw serta para Rasul lainnya untuk menyampaikan dan mengajarkan kalimat-kalimat-Nya. Layak pula kita berterima-kasih kepada orang-orang yang telah mengenalkan dan mengajak kita untuk melakukan kebaikan.

Ada banyak cara membangkitkan kesadaran manusia. Bisa dengan cara menyampaikan dengan lisan tentang hal baik untuk dilakukan dan yang seharusnya ditinggalkan. Bisa juga dengan tulisan yang menggugah dalam bentuk artikel di media, makalah seminar, buku atau media lainnya.

Kesadaran manusia dapat juga muncul karena terinspirasi perbuatan baik yang dilakukan seseorang. Salah satu contoh menarik adalah bagaimana seorang pengemis Yahudi yang dengan sukarela berucap dua kalimah syahadat karena kagum dengan kebaikan Rasulullah Saw terhadap dirinya.

Pengemis itu setiap hari berada di salah satu sudut di pasar kota Madinah. Kedua matanya tidak bisa melihat karena buta. Dari mulutnya selalu keluar kata-kata yang menjelek-jelekan Rasulullah Saw. Namun tak ada sedikitpun kebencian di hati rasulullah Saw terhadapnya. Bahkan dalam setiap kesempatan, Rasulullah Saw membawa makanan dan menyuapkan ke dalam mulutnya.

Setelah Rasulullah Saw meninggal, sahabat Abu bakar ra mengunjungi Aisyah anaknya yang juga istri Rasulullah Saw. Abu Bakar bertanya, Sunnah apa yang belum dilakukan oleh diri Abu bakar. Kemudian Aisyah menceritakan kebiasaan Rasulullah Saw memberi makan pengemis di Pasar Madinah tersebut.

Abu Bakar pun bergegas pergi ke Pasar Madinah dan melakukan seperti yang dilakukan Rasulullah Saw. Ia menjumpai pengemis yang masih melakukan kebiasaan buruknya itu. Namun pengemis itu terkejut karena ia sadar bahwa yang menyuapinya bukan orang yang biasanya.
Biasanya Rasulullah Saw selalu melembutkan makanannya sebelum disuapkan kepada pengemis itu, sedangkan Abu Bakar tidak melakukannya. Setelah pengemis itu bertanya kepada Abu Bakar, siapa sebenarnya yang biasanya memberi makanan kepadanya sebelum yang dilakukan Abu Bakar kepadanya. Kemudian Abu Bakar menceritakan bahwa yang telah memberi makan kepadanya sebelum dirinya adalah Rasulullah Saw dan beliau sudah wafat.

Mengetahui bahwa yang menyuapinya dulu adalah orang yang selalu dijelek-jelekannya, pengemis itu pun sangat terharu sekaligus kagum terhadap kemuliaan pribadi Rasulullah Saw. Akhirnya tanpa dipaksa, ia pun menghentikan kebiasaan buruknya dan rela mengikuti agama yang dibawa Rasulullah Saw.

Itulah salah satu bukti bahwa dakwah bisa sangat efektif dengan melakukan perbuatan baik. Tentu perbuatan baik itu harus diketahui orang lain agar bisa memberikan inspirasi. Apakah dengan menunjukan perbuatan tak akan menimbulkan riya? Semua kembali kepada niatnya.

(dirangkum dari artikel laporan utama majalah dakwah gratis "Its Friday edisi 15 Jan 2009")